7 Januari 2010

An-Nisa: 47

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ آمِنُواْ بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقاً لِّمَا مَعَكُم مِّن قَبْلِ أَن نَّطْمِسَ وُجُوهاً فَنَرُدَّهَا عَلَى أَدْبَارِهَا أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ وَكَانَ أَمْرُ اللّهِ مَفْعُولاً

Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka (mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat ma'siat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku. (QS An-Nisa [4]: 47)


Dalam ayat ini ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik:

1. Al-Quran diturunkan bukan hanya bagi umat Nabi Muhammad Saw. Tetapi ia juga diturunkan untuk mengajak dan membenahi jalan kehidupan Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani). Ini jelas nampak dalam "nida" (seruan) dalam ayat itu, "Hai orang-orang yang telah diberi al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran)".

2. Al-Quran diturunkan kepada Rasulullah Saw, salah satu fungsinya, adalah membenarkan keberadaan kitab-kitab samawi sebelumnya (terutama Taurat dan Injil). Dua kitab ini diakui sebagai kitab samawi yang merupakan wahyu Allah Ta'ala yang diturunkan kepada Nabi Musa dan Nabi Isa 'alaihima as-salam. Walaupun pada perjalanan selanjutnya, dua kitab ini mengalami distorsi dari sebagian sesepuh kaum Yahudi dan Nashrani yang ingkar dari keimanan sebenarnya.

3. Dalam ayat ini juga disinggung ulang tentang laknat Allah Ta'ala kepada kaum Yahudi yang melanggar ketentuan Allah tentang hari Sabtu.
Apa yang dimaksud dengan Ashabus Sabti (Orang-orang yang melanggar di hari Sabtu)?

Menurut riwayat Ibnu Abbas yang dikutip oleh Ar-Razi (At-Tafsir al-Kabir Mafatih al-Ghaib), mereka adalah suatu kaum yang hidup pada zaman Nabi Daud a.s. di negeri Ailah, suatu negeri yang terletak di tepi lautan antara Madinah dan Syam. Lautan itu termasuk laut tempat berkumpulnya ikan-ikan di berbagai lautan yang lain selama satu bulan di setiap tahunnya, khususnya setiap hari Sabtu. Dengan kenyataan ini, seakan-akan mereka tidak dapat melihat air laut karena saking banyaknya ikan-ikan di sana.

Salah satu pelanggaran mereka, pada hari Sabtu, dilarang (haram) memburu atau dalam hal ini "memancing" ikan-ikan. Seharusnya mereka tidak sibuk dengan urusan-urusan duniawi seperti itu. Malah mereka seharusnya banyak beribadah pada hari tersebut.

Berikut ini ayat-ayat yang mengungkap tentang Ashab Sabtu itu:

وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَواْ مِنكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُواْ قِرَدَةً خَاسِئِينَ

Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina". (QS Al-Baqarah [2]: 65)

وَرَفَعْنَا فَوْقَهُمُ الطُّورَ بِمِيثَاقِهِمْ وَقُلْنَا لَهُمُ ادْخُلُواْ الْبَابَ سُجَّداً وَقُلْنَا لَهُمْ لاَ تَعْدُواْ فِي السَّبْتِ وَأَخَذْنَا مِنْهُم مِّيثَاقاً غَلِيظاً

Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka : "Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud", dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka : "Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu", dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh. (QS An-Nisa [4]: 154)

واَسْأَلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِي كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِ إِذْ يَعْدُونَ فِي السَّبْتِ إِذْ تَأْتِيهِمْ حِيتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعاً وَيَوْمَ لاَ يَسْبِتُونَ لاَ تَأْتِيهِمْ كَذَلِكَ نَبْلُوهُم بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ

Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik. (QS Al-A'raf [7]: 163)

Negeri yang dimaksud dalam ayat ini, berdasarkan catatan Ibnu Kasir dalam Tafsirnya, adalah negeri Ailah yang ada di tepi laut Qalzam. Menurut riwayat Ibnu Abbas (Tafsir Ibnu Kasir), negeri ini terletak di antara Madyan dan Gunung Thur.

إِنَّمَا جُعِلَ السَّبْتُ عَلَى الَّذِينَ اخْتَلَفُواْ فِيهِ وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُواْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ

Sesungguhnya diwajibkan (menghormati) hari Sabtu atas orang-orang (Yahudi) yang berselisih padanya. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar akan memberi putusan di antara mereka di hari kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu. (QS An-Nahl [16]: 124)

0 komentar:

Posting Komentar