Para ulama sepakat bahwa QS al-Muzammil merupakan wahyu yang turun di awal-awal perjalanan kenabian. Disinyalir bahwa ayat-ayat yang pertama dari surat ini merupakan kelanjutan dari proses penurunan wahyu setelah al-'Alaq: 1-5.
Jika kita menelusuri makna tersirat di antara dua surat tersebut, bisa disimpulkan bahwa:
1. Dalam al-'Alaq, Alloh SWT menekankan pentingnya (atau wajibnya) melakukan pembacaan secara umum (Iqra), baik membaca yang tersurat maupun yang tersirat, membaca diri sendiri maupun membaca lingkungan, yang didasari dengan pijakan ketuhanan atau keberagamaan. (bismirabbikalladzi kholaq)
2. Dalam al-Muzammil, Allah SWT menekankan pentingnya pembinaan jiwa untuk melangkah ke depan dengan cara mendekatkan diri kepada-Nya dalam keheningan malam. Keheningan malam merupakan saat yang tepat untuk merealisasikan pembacaan/Iqra di atas demi perjuangan selanjutnya dan pelatihan mental atas segala tantangan yang akan dihadapi.
Materi inti disampaikan di Masjid al-Muniroh, Perum Kencana.
Jika kita menelusuri makna tersirat di antara dua surat tersebut, bisa disimpulkan bahwa:
1. Dalam al-'Alaq, Alloh SWT menekankan pentingnya (atau wajibnya) melakukan pembacaan secara umum (Iqra), baik membaca yang tersurat maupun yang tersirat, membaca diri sendiri maupun membaca lingkungan, yang didasari dengan pijakan ketuhanan atau keberagamaan. (bismirabbikalladzi kholaq)
2. Dalam al-Muzammil, Allah SWT menekankan pentingnya pembinaan jiwa untuk melangkah ke depan dengan cara mendekatkan diri kepada-Nya dalam keheningan malam. Keheningan malam merupakan saat yang tepat untuk merealisasikan pembacaan/Iqra di atas demi perjuangan selanjutnya dan pelatihan mental atas segala tantangan yang akan dihadapi.
Materi inti disampaikan di Masjid al-Muniroh, Perum Kencana.
